Peran domestik kaum Hawa

beberapa ukhti sering mengeluhkan betapa mereka ingin bekerja, berkarir, tidak hanya ublek di rumah mengurus anak, rumah, suami;

hmmm ga ada yang salah sih…cuma q jd teringat masa kul pernah mengikuti lomba debat mengenai peran domestik seorang perempuan, jadi pgn menggali lagi.

Jujur dalam hal ini diriku masuk dalam golongan yang pro bhwa peran domestik wanita adalah signifikan. kelihatannya mungkin pekerjaan mengasuh anak, memasak, menjaga dan membersihkan rumah, mengurus ART (anggaran Rumah Tangga), sampai mengurus suami itu sepele. ga penting banget. rendah derajatnya sebagaimana PRT yang biasa melakukannya dianggap rendah. eitzzz….. jangan salah ibu-ibu… 🙂 pekerjaan itu akan menjadi sepele adanya bila kita benar menyepelekannya, daftar pekerjaan itu akan jadi benar tidak penting dan rendah bila kita menggangapnya rendah dan tidak penting.

Sebaliknya, hal2 itu akan menjadi krusial bila kita sendiri sebagai aktris utamanya berpikir demikian.

peranan domestik wanita akan berdampak dahsyat bila kita menjalankannya dengan penjiwaan yang baik, memahami alasan/latar belakang serta  efek peranan tersebut.

Ambil satu dari daftar tersebut, mengasuh anak.  Sebelumnya, me my self pun harus jujur,  diriku pun pengguna  jasa baby sitter. but, jauh deep..deep inside i know and realize, it should be me!! yang harus slalu ada disana. begaimanapun baik, telaten dan sabarnya si nanny mengurus Kei, tidak akan bisa sebaik diriku, Ibunya. dengan pendidikan dan pengetahuan yg ada padaku, belum lg plus insting seorang ibu, banyak hal-hal baik yang seharusnya didapat Kei menjadi tidak diperolehnya jika semua atau (bahkan) sebagian besar pengasuhan diserahkan pada nanny-nya. dengan pendidikan dan pengetahuanku, aku tahu makanan apa yang baik dan penting untuk dikonsumsi Kei, unsur2 gizi dan nutrisi yang krusial untuk tiap tahap pertumbuhan,  unsur bahan kimia yang berpengaruh pada perkembangan dan petumbuhan raga dan otak. kalaupun ada yang blum ku ketahui at least aku tahu dimana dan bagaimana  harus mencari up date-nya.  itu baru tentang unsur2 dalam makanan, belum lagi tentang cara pengolahannya, rangsangan2 u perkembangan motorik, dll, dll yang kalo diurut bisa puanjannng skaleee.. hal-hal kecil seperti cara berbicara dengan anak pun akan mmpengaruhi sifat dan pribadinya esok. Apakah nanny-nya bisa memahami ini sebaik pemahaman kita dan apakah nanny-nya bisa menerapkannya setulus dan semurni hati kita yang melahirkan si kecil ini????

ambil lagi satu dari daftar, mengurus suami. suami sudah besar… bisa melakukan apa2nya sendiri apalagi kalau qta lg repot ma sikecil n urusan rumah. oke…sepakat! ada saatnya suami emg kudu liat sikon dimana istri dah cukup repot, ya mbok… tau diri lah…atau karena dah ada si mbak ya sud si mbak aj misalnya yang nyiapkan sarapan or bekalnya (skali lg hrus diakui, kadang aku pun minta tlg si mbak yg nyiapkan bekal si maz tp…itulah lg2 jauh dihati ini slalu berontak). tapi…do u know, banyak hal2 lain yang trlewatkan kala kita tidak melakukannya sendiri. Suami adalah ayah dari anak2 kita, tulang punggung keluarga yang utama (ntah penghasilannya lebih besar atau lebih kecil dari kita tetap ia lah pencari nafkah yg utama skaligus pelindung keluarga, why???karena beban itu sudah dibawanya sejak lahir dan aktif sejak kita menikahinya), suami jg adalah teman hidup yang sejati yang baru akan terasa benar manakala berada di usia senja dimana orangtua sudah tak ada, anak2 yang disayang dan dibanggakan memulai hidupnya dengan keluarganya masing2 dan kerabat pun tak tentu rimbanya. mengingat itu semua, tak rela hati membiarkannya lepas dari pantauan dan perhatian kita. Dengan perhatian yang kita berikan ia akan menjadi atau tetap menjadi pria pemimpin keluarga, kuat (?????? :D),  tegar, sehat jasmani dan rohani. sambil menemani makan bisa khan…kita ajak diskusi mengenai apapun yang mengganjal pikirannya (ttg pekerjaan, boz yg bossy, temen yg penjilat, kluarga besar dll), then beri support,  masukan2 yang mendorong pada kemajuan dan kebaikan (walaupun kadang u yg baik2 tu qta sendiri berat ngejalaninnya at least yg harus kita sampaikan pd suami ya disampaikan),  dengan pemimpin yang baik insyaAllah akan mbawa keluarga pada tingkatan yg baik pula. lgpula, sharusnya yang paling mengenal seorang suami adalah istrinya sendiri tho? dengan kedekatan itu pula kita2 ini bisa menyampaikan kekurangan2 suami yang sbenarnya masih bs diperbaiki skaligus mengarahkannya tuk menjadi suami idaman kita, dan jg salah satu cara yg smooth u mensinkronkan keinginan2-nya dengan keinginan2 kita alias ngrayu si dia u meluluskan keinginan2 pribadi kita hehehe (yg ini sih skali2 boleh aj kalee..)

semuanya itu, percaya deh coba lakukan dengan jadi cewe bloon yg ga tau ilmu n ga punya pengetahuan apa2, plus gak kreatif nyari sumber info, ga bakal jalan buk…… kalopun jalan akan jalan di tempat.

Truz apa pentingnya dalam skala besar???

Begini, Negara adalah kumpulan individu yang  berkumpul bla..bla..bla… (cari sendiri bunyi lengkap teori ni di buku Ilmu Negara).

Bdskan teori ni maka unsur utama sbuah negara adalah individu. sebab individu ini pula nantinya yang menciptakan  dan memodifikasi hukum di negara tsb, individu jg yang menjalankan negara dan hukumnya, eitz juga agamanya. siapakah individu ini??? anda!!! benar. siapa lagi??? suami anda!  yak benar lagi!! trus sapa lg??? anak anda!! betul juga!!

cukup. pertanyaan selanjutnya, darimanakah you, you (suami anda), and you (anak2 anda) berasal? (boleh ditambah ortu, tetangga, musuh anda, dll).  dari Tuhan. sepakat!             

lewat apa/siapa, siapa yang pertama kali menyentuh, merawat, mengajari, mendidik, mempengaruhi hingga tiap2 individu ini  menjadi seperti ini? dengan mengesampingkan takdir,  kehendak Tuhan, Tuhan yg menentukan (whatever-lah alasan2 yg mdorong kemalazan, ingat aj; “tidak akan berubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak merubahnya”), maka jawabannya sudah jelas: IT IS A MOTHER.  kita! kita yang notabene-nya memegang peranan domestik ini.

karena itu gak salah kalau ada kalimat “wanita adalah tiang negara”. karena dari wanita-lah lahir anak2, bibit2 sebuah negara . dan dari tangan wanita2 yang memainkan peranan domestinya dengan baik-lah bibit2 itu akan menjadi bibit2 unggul.. (klo msh nanya dg cara apa? monggo diliat lg uraian2 awal diatas)  So, masih menganggap peran domestik wanita tuh rendah? kelaut aje…..

nb: jujur, qu sendiri pun merasa belum spenuhnya menjalankan dengan baik peran domestik-ku terbukti masih dibantu nanny-nya Kei, tp dengan memahami ini semua, memacuku untuk lebih berusaha melakonkannya dengan lebih lebih dan lebih baik lagi, bantuan si-mbak secukupnya saja, benar2 hanya tuk bantu berjalannya smua dengan baik, bukan u memanjakan diriku, dan lakon utama peranan domestik ini tetap ada di tanganku. hahaha. Coz ini terlalu berharga tuk diserahkan pada orang lain.

So, jadi Notaris yang ibu rumah tangga (atau ibu rumah tangga yang Notaris???) siapa takut……