sad love song

satu diantara cd2 fav-ku. napa ya aku pengen bahas?yah ndak usah dipertanyakan lah, langsung ajah….

sebenernya judul aslinya “bleeding love”, diambil dr judul salah satu lagu di dalemnya kepunyaan Leona Lewis. Cd ini sendiri berisi 18 lagu and do u know why i like it? coz they all are sad love song!  cucok buat nemenin di mobil. yah nyetir sambil ngelamun2 dikit lah (cewe bgt kan tp jgn dtiru ya ‘-^) diiringi lagu2 macem ni. Dominasi barat, cuma 1 aja yang indo punya yaitu kepunyaan Pasto-Jujur aku tak sanggup.

abis tu ada bleeding love-Leona Lewis, trus a little too not over u – David Archuleta (inget kan si runner up amrik idol waktu tu), Where do broken hearts go-Whitney Houston, Soledad-westlife, Hurt-Christina Ague.., If u go away-NKOB, Separated-Usher, When you’re gone-Avril L, dll termasuk juga all out of love-nya air supply n ordinary people-john legend.

dari segi lirik ya it’s all full of sad love story, kekecewaan, penyesalan, kasih tak sampai geto deh… tp klo aku di tanya dari 18 track tu mana yang paling “sad love song” banget ya ak kan jawab separated-nya Usher. it is so…..mewakili banget dah! eleh eleh…

tetapi…karena wat aver hepen, life must go on, maka ga bagus juga terlalu bermelo ria, cd ini sebenernya bukan fav. number one -qu, fav.1 tetep dipegang Sabrina punya. tar kapan2 deh q bahas yang Sabrina ntu. walo dengan pembahasan model cetek n ga mutu  macem ini hehe ^v^

Kediri, 2006, 04.15 pagi.

Nada panggil hpku berbunyi. tidak membangunkanku karena beberapa menit sebelumnya ku telah terbangun. chek penampilan selesai, segera kujinjing sepasang sepatu ketsku keluar kamar kostku. ku buka pintu pagar, bersamaan itu pula pagar di rumah seberang jalan pun terbuka. “hai…” sambil nyengir ku kenakan sepatuku. “hehe” desy ikut nyengir. kami pun nyengir bersama-sama. “dah siap?” Tanya Desy kemudian. “yuks!”.
Kami mulai berlari, pelan dan santai. kugerak-gerakkan tangan dan kepalakuku ke kiri, kanan, atas. “sampe jalan Pattimura ya?!” kata Desy. “Okeh” jawabku. nonstop berlari, akhirnya tibalah kami di Jalan Pattimura. dengan nafas tersengal-sengal kami mulai berjalan kembali sambil menghimpun nafas.
beberapa pasang suami istri yang beranjak lansia rupanya beraktivitas serupa dengan kami. mereka memandang dan tersenyum pada kami. akupun mengangguk untuk membalas sapa tak terucap mereka.
beberapa menit berjalan, Desy berkata, “sampe depan Yamaha ya”?!
“hah”!, bener-bener partner jogging yang tangguh nih, pikirku. “ya, tar klo ku udah ga kuat kamu lari aja terus, nanti tak susul”, jawabku. kami pun mulai berlari lagi. menjelang belokan kearah jalan Dhoho, di ujung jalan terlihat seseorang mengais-ngais sebuah tong sampah yang berada di pinggir jalan. mataku terus memandanginya. mencoba memastikan kecurigaanku bahwa yang dicarinya bukanlah sekedar botol minuman bekas layaknya seorang pemulung, melainkan sesuatu untuk dimakan.
sampai aku melewatinya, ia belum juga menemukan yang dicarinya. aku menurunkan kecepatan derap lari kakiku. Sebab beberapa meter tak jauh darinya, setelah membelok memasuki jalan Dhoho, ku melihat satu-dua orang tangah terlelap di emperan toko-toko yang berjajar sepanjang jalan Dhoho. sementara itu beberapa orang yang nampaknya juga telah menghabiskan semalam tadi dibawah atap teras pertokoan, terlihat telah terbangun. aku terus berlari. sampai beberapa saat kemudian. derap kakiku melemah ketika beberapa meter di depanku kulihat sesosok orang nampak sedang memakan sesuatu di samping sebuah tong sampah lainnya.
semakin dekat makin jelas kulihat apa yang dilakukannya. ya, ia memang sedang makan. makan dengan posisi berdiri di samping tong sampah. mengenakan baju lusuh, perempuan yang nampak sudah berusia itu tak memperhatikan aku yang terus memandanginya. lahap ia dengan jari-jarinya yang menyuap nasi dari sebuah kertas bungkus nasi yang nampak sudah tak utuh lagi. kertas pembungkus nasi yang dimakannya itu sama compang campingnya dengan baju yang dikenakannya. melewatinya, namun sebelum mataku beralih darinya, ku lihat tangannya yang tadi menyuapkan nasi ke mulutnya digerakkannya memasuki tong sampah di sampingnya. mengaduk-aduk. entah apa lagi yang dicarinya. tambahan lauk untuk menemani makannya?????
aku pun kembali berlari. Desy sudah menanti di depan Yamaha. kami berjalan berdampingan dan tepat sebelum alun-alun Kediri membelok kekiri kearah pulang.